KOMPAS.com - Sebuah perusahaan penyedia layanan email berbasis di Swiss mengklaim, layanan email milik mereka kebal terhadap penyadapan, bahkan oleh dinas intelijen Amerika Serikat sekali pun. Layanan itu diberi nama ProtonMail.
ProtonMail yang dibuat sejak 2013 oleh tim pengembang kecil dan sistem administrator lulusan Massachusetts Institute of Technology, Harvard University, Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) dan institusi lainnya, mengembangkan layanan email ini dan sedang diuji coba.
Layanan tersebut kini bisa dinikmati dalam tahap beta. Pengguna bisa mulai membuat akun email ini dengan mengunjungi halaman resmi ProtonMail (https://protonmail.ch/).
Dikutip dari Phone Arena (18/5/2014), ProtonMail yang berbasis di Swiss (negara yang menjunjung tinggi undang-undang privasi bagi individu dan bisnis) menggunakan metode enkripsi end-to-end dan autentikasi ganda yang dibutuhkan untuk mengakses akun email.
Autentikasi dan enkripsi tersebut saling terpisah satu sama lain, sehingga ProtonMail sendiri mengklaim tidak bisa mendapatkan data penggunanya. Karena itu, bila pengguna lupa akan password deskripsinya, maka ia akan benar-benar kehilangan akun emailbeserta isinya.
Selain itu, karena ProtonMail tidak menyimpan data pengguna, maka pihaknya tidak bisa memberikan data apa pun kepada pemerintah jika sewaktu-waktu diminta. ProtonMail juga menjamin tingkat anonimitas penggunanya hingga 100 persen, termasuk tidak ada pelacakan IP.
ProtonMail bisa digunakan sebagaimana layanan email lain, di mana pengguna bisa mengirim email ke akun populer seperti Gmail dan Yahoo.
Yang menarik, layanan ProtonMail juga menawarkan fitur data email yang bisa "rusak" dan tidak bisa lagi terbaca dalam jangka waktu tertentu, seperti layanan pesan instan SnapChat.
ProtonMail bisa dicoba secara gratis. Akun ini menawarkan penyimpanan 100 MB dan 500 pesan per bulan untuk sebuah akun gratis. Akan ada opsi berbayar bagi yang ingin mendapatkan fitur dan kapasitas lebih.
ProtonMail yang dibuat sejak 2013 oleh tim pengembang kecil dan sistem administrator lulusan Massachusetts Institute of Technology, Harvard University, Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) dan institusi lainnya, mengembangkan layanan email ini dan sedang diuji coba.
Layanan tersebut kini bisa dinikmati dalam tahap beta. Pengguna bisa mulai membuat akun email ini dengan mengunjungi halaman resmi ProtonMail (https://protonmail.ch/).
Dikutip dari Phone Arena (18/5/2014), ProtonMail yang berbasis di Swiss (negara yang menjunjung tinggi undang-undang privasi bagi individu dan bisnis) menggunakan metode enkripsi end-to-end dan autentikasi ganda yang dibutuhkan untuk mengakses akun email.
Autentikasi dan enkripsi tersebut saling terpisah satu sama lain, sehingga ProtonMail sendiri mengklaim tidak bisa mendapatkan data penggunanya. Karena itu, bila pengguna lupa akan password deskripsinya, maka ia akan benar-benar kehilangan akun emailbeserta isinya.
Selain itu, karena ProtonMail tidak menyimpan data pengguna, maka pihaknya tidak bisa memberikan data apa pun kepada pemerintah jika sewaktu-waktu diminta. ProtonMail juga menjamin tingkat anonimitas penggunanya hingga 100 persen, termasuk tidak ada pelacakan IP.
ProtonMail bisa digunakan sebagaimana layanan email lain, di mana pengguna bisa mengirim email ke akun populer seperti Gmail dan Yahoo.
Yang menarik, layanan ProtonMail juga menawarkan fitur data email yang bisa "rusak" dan tidak bisa lagi terbaca dalam jangka waktu tertentu, seperti layanan pesan instan SnapChat.
ProtonMail bisa dicoba secara gratis. Akun ini menawarkan penyimpanan 100 MB dan 500 pesan per bulan untuk sebuah akun gratis. Akan ada opsi berbayar bagi yang ingin mendapatkan fitur dan kapasitas lebih.
Sumber: Phone Arena
Terima kasih telah membaca artikel tentang ProtonMail, Layanan Email yang Diklaim Anti-sadap di blog Fwo Glegs jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.